Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, harus ada keterkaitan antara dana haji yang nantinya dikelola oleh bank syariah atau bank yang mempunyai layanan syariah dengan kepentingan umat.
“Kalau bank syariah tidak mempunyai rasa keumatan, itu sama saja dengan 100% kapitalis. Jadi sistemnya saja yang diambil, tapi semangat dari itu ditinggalkan. Jadi apa bedanya syariah dengan konvensional?” kata Menag kepada para direksi Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH), di Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Menag menegaskan, bank syariah atau bank yang mempunyai layanan syariah, namun tidak mempunyai kepedulian terhadap masalah-masalah keumatan, tidak ada bedanya dengan bank-bank kapitalis lainnya.
Penegasan ini berulangkali disampaikan Menag mengingat mulai 1 Januari 2014, BPS-BPIH adalah 17 bank yang semuanya melakukan layanan syariah.
Persolan Keumatan
Lantas apa yang dimaksud dengan persoalan keumatan? Menag menjelaskan, selain mengelola haji, Kementerian Agama juga mengelola pendidikan Islam.
Menurutnya, lembaga pendidikan Islam itu berdiri ratusan tahun sebelum Indonesia merdeka dan tidak tergantung kepada pembiayaan keuangan Pemerintah.
“Pendidikan Islam didirikan berdasarkan inisiatif para ulama, berdasarkan semangat keikhlasan yang sangat tinggi. Walaupun sang kyai tidak punya uang, santrinya tidak bayar. Ini realitas,” terang Menag, dalam laman Kemenag.
“Saya minta perhatian bank-bank syariah selaku penerima dana setoran haji dalam hal-hal yang seperti itu,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Menag, Kementerian Agama juga mengelola madrasah. “Madrasah kita ribuan dan 90% di antaranya adalah swasta sehingga kualitasnya juga sangat beragam,” ujar Menag.
“Saya minta perhatian dari bank syariah penerima setoran dana haji untuk ikut membantu memajukan madrasah,” imbuhnya.
Menag menambahkan, Kementerian Agama juga mempunyai mahasiswa fakultas ekonomi syariah dan siswa Madrasah Aliyah yang memerlukan tempat-tempat untuk praktik kerja. Karenanya, Menag meminta agar BPS-BPIH juga memberikan perhatian dan kesempatan pada hal-hal yang seperti itu.
“Hal ini sengaja saya sampaikan sekarang karena saya ingin membawa Bapak dan Ibu sekalian pada suasana seperti ini dalam rangka mengkaitkan keuangan haji dengan problematika keumatan,” tutur Menag disambut tepuk tangan para Direksi BPS-BPIH.*